Trichoderma reesei: Inovasi Bioteknologi untuk Tekan Risiko Gagal Panen di Tambak Udang

Salah satu tantangan terbesar yang dialami para petambak adalah serangan patogen dari genus Vibrio sp. yang menyebabkan penyakit vibriosis. Selain mengancam kesehatan udang, tetapi juga berdampak pada penurunan produktivitas tambak dan resiko gagal panen. 

Dari tantangan tersebut, timbulah inovasi bioteknologi melalui pemanfaatan dari satu strain jamur laut (mold) untuk mengatasi berbagai permasalahan di akuakultur. Jamur ini bernama Trichoderma reesei strain MW555831. Menurut Bahry et al. 2021, jamur ini mengandung enzim enzim selulolitik, hemiselulolitik, pektolitik, dan proteolitik sehingga dapat merusak dinding sel bakteri patogen sehingga dapat berfungsi sebagai biokontrol melawan bakteri penyebab vibriosis. 

Manfaat dari jamur ini, antara lain :

  1. Menekan pertumbuhan patogen. Trichoderma mampu menghambat patogen seperti Vibrio sp. karena mengandung zat antimikroba seperti terpena, poliketida, peptida, alkaloid (Song dan Ji 2024). Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizaldi et al. (2025), pengaplikasiian probiotik Trichoderma ressei strain MW555831 dapat mengandalikan kelimpahan bakteri Vibrio sp. pada tambak. 
  2. Menjaga kualitas air tetap stabil. Trichoderma sp. dapat membantu menjaga kualitas air dalam kisaran optimal sehingga meminimalisir perkembangan bakteri Vibrio spp. di lingkungan budidaya udang (Sutarman et al. 2023).  Trichoderma reesei mampu menurunkan kadar ammonia di tambak (Chrisnawati et al. 2025).
  3. Meningkatkan Kesehatan udang menjadi lebih optimal. Penggunaan Trichoderma reesei membantu memperkuat sistem imun udang, sehingga mampu menghadapi tantangan lingkungan maupun serangan penyakit dengan lebih baik.

 

Data hasil riset menunjukkan hasil yang sangat menakjubkan. Penggunaan Trichoderma reesei mampu menurunkan populasi Vibrio hingga 98% hanya dalam waktu satu minggu. Bahkan, pengaplikasiaan di lapangan membuktikan populasi bakteri patogen berhasil ditekan dari 10¹⁰ menjadi 10³ CFU/ml, yang berdampak signifikan terhadap peningkatan survival rate dan penurunan risiko kegagalan panen.

Lebih dari sekadar pengendali penyakit, teknologi ini terbukti sebagai solusi berkelanjutan yang tidak merusak lingkungan. Para petambak yang telah mengaplikasikan Trichoderma reesei melaporkan hasil panen yang lebih optimal, kondisi air tambak yang lebih stabil, serta berkurangnya kebutuhan penggunaan bahan kimia yang berpotensi merusak lingkungan.

 

Sumber:

Chrisnawati SD, Trianto A, Sabdaningsih A, Sarjito S, Suryono CA, Bahry MS. 2025. The potential of marine-fungi (Trichoderma reesei) in suppressing Vibrio sp. populations in industrial-scale shrimp farming. Egyptian Journal of Aquatic Biology and Fisheries. 29(3): 1363-1387.

Rizaldi R, Sabdaningsih A, Ayuningrum D, Bahry MS. 2024. Analisis hubungan parameter fisika kimia kualitas air dengan total Vibrio spp. pada tambak udang vaname yang diberikan probiotik jamur. Sains Akuakultur Tropis: Indonesian Journal of Tropical Aquaculture. 9(1): 1-14.

Song YP, Ji NY. 2024. Chemistry and biology of marine-derived Trichoderma metabolites. Natural Products and Bioprospecting. 14(1): 14.

Sutarman S, Fadil M, Hudi L, Sriyono, Syarifa RN, Mulyadi M. 2023. Pemanfaatan Trichoderma dan air kolam budidaya udang vanamei sebagai substituen media hidroponik tanaman pakcoy. Jurnal Agrotek Tropika. 11(3): 477-484.

 

Penulis :

Iin Nur Fadilah, S.Pi.

 

Scroll to Top