Kenali Penyakit EHP dan Solusinya untuk Kesehatan Udang Anda

Penyakit Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP) menjadi salah satu ancaman utama dalam budidaya udang, terutama udang vaname (Litopenaeus vannamei). EHP disebabkan oleh parasit Enterocytozoon hepatopenaei, mikrosporidia yang menyerang organ hepatopankreas udang. Parasit ini tidak hanya menyebabkan penurunan pertumbuhan udang tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan dalam industri akuakultur.

Gejala dan Dampak EHP

EHP menyerang bagian hepatopankreas udang yang berfungsi untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi. Akibatnya, udang yang terinfeksi menunjukkan gejala pertumbuhan lambat dan memiliki ukuran tubuh yang tidak seragam. Tidak seperti penyakit viral seperti White Spot Syndrome Virus (WSSV), EHP tidak menyebabkan kematian mendadak, namun infeksinya dapat bertahan lama dan menurunkan produksi panen secara signifikan​

Udang yang terinfeksi EHP akan mengalami pertumbuhan yang lambat atau bahkan berhenti tumbuh. Pada kasus yang lebih parah, udang akan mengalami penurunan kualitas daging dan tidak mencapai ukuran pasar, yang menyebabkan kerugian bagi petambak.

Penyebaran EHP

EHP terutama menyebar melalui kontak dengan spora dari udang yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Spora EHP dapat bertahan lama di lingkungan air dan dapat dengan mudah menyebar melalui air, peralatan budidaya, serta benih yang terkontaminasi. Penularan juga dapat terjadi melalui konsumsi bahan organik yang terinfeksi, seperti cangkang atau bagian tubuh udang mati yang ada di tambak​

Pencegahan dan Pengendalian EHP

Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit EHP, sehingga langkah terbaik adalah melalui pencegahan. Berikut beberapa langkah pengendalian yang disarankan:

  1. Penggunaan Benur Bebas EHP     
    Menggunakan benur yang sudah tersertifikasi bebas EHP adalah langkah pertama dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Skrining benih secara rutin juga perlu dilakukan untuk memastikan kualitas benur yang digunakan.
  2. Manajemen Kualitas Air yang Baik
    Pengelolaan air yang baik, termasuk filtrasi dan sterilisasi, sangat penting untuk mencegah penyebaran EHP. Pergantian air secara berkala dapat membantu mengurangi konsentrasi spora di dalam tambak.
  3. Biosekuriti
    Menerapkan langkah-langkah biosekuriti yang ketat, seperti desinfeksi alat dan peralatan tambak, dapat mencegah kontaminasi spora EHP. Penutupan sistem tambak dengan mengurangi pertukaran air eksternal (zero water exchange) juga menjadi salah satu metode yang banyak diterapkan.
  4. Pengendalian Sumber Makanan
    Udang yang terinfeksi seringkali terinfeksi melalui pakan atau bahan organik yang terkontaminasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan pakan yang digunakan berkualitas dan bebas dari kontaminasi parasit.
  5. Pengelolaan Limbah Tambak
    Limbah tambak yang terkontaminasi harus dikelola dengan benar agar tidak menyebarkan spora EHP ke tambak lain atau perairan umum.

Penulis : Usamah Aydil B. Asyit

Scroll to Top