Indonesia adalah produsen udang terbesar keempat di dunia. Udang vaname memiliki permintaan tinggi karena keunggulan dalam pemeliharaan dan ketahanan terhadap kualitas lingkungan yang rendah.
Penyakit AHPND ditemukan pertama kali di Cina pada tahun 2009 dan menyebar ke berbagai negara termasuk Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Penyakit ini menyebabkan kerugian besar dalam produksi udang, dengan estimasi kerugian global mencapai 43 miliar USD.
Gejala klinis dari adanya serangan penyakit AHPND meliputi tubuh yang mengecil, bintik hitam, dan perubahan warna. Deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan metode PCR, khususnya AP4 nested PCR, sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya udang, risiko penyakit seperti AHPND menunjukkan bahwa manajemen kesehatan ikan harus menjadi prioritas. Penggunaan teknik PCR menunjukkan kemajuan dalam diagnostik penyakit, tetapi masih ada tantangan dalam mencapai hasil yang optimal. Keterlibatan pemerintah dalam penanggulangan wabah adalah langkah penting, tetapi implementasi dan kepatuhan di lapangan juga krusial.
Penyakit AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) menginfeksi udang kurang lebih 30 hari setelah penebaran benur pada kolam pemeliharaan. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian 100% yang terjadi dalam 10-35 hari pertama budidaya udang di wilayah Asia Pasifik seperti Cina, Vietnam, Thailand dan Malaysia. Penyakit AHPND pada udang vaname disebabkan oleh bakteri patogen Vibrio parahaemolyticus strain AHPND. Upaya antisipasi penyebaran penyakit AHPND dan pengurangan risiko kegagalan produksi memerlukan upaya pencegahan berupa deteksi dini dan pengendalian terhadap keberadaan patogen dengan cara melakukan deteksi secara berkala di kawasan tambak selama masa pemeliharaan. Salah satu metode pendeteksian V. parahaemolyticus strain AHPND yang dapat dilakukan, yakni metode AP4 nested PCR dengan gen target spesifik Pir-A dan Pir-B.
Referensi : Anissa, R. K., Lisdiana, L., & Widyayanti, A. T. (2024). Optimasi Metode Nested PCR untuk Deteksi Vibrio parahaemolyticus AHPND pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, 13(1), 1-13.
Penulis : Andika Dinar Saputra