Kualitas Air Menentukan Hasil Budidaya Tambak Udang Vaname

Udang putih (L. vannamei) adalah salah satu komoditas budidaya perikanan dengan tingkat produksi terbesar di dunia. Sebagai negara beriklim tropis, udang putih (L. vannamei) banyak dibudidayakan di Indonesia dengan sistem intensif ataupun semi intensif. Keberhasilan produksi budidaya udang intensif, sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, inang (host), dan sebaran patogen. Faktor lingkungan dalam budidaya adalah nilai kapasitas parameter fisika, kimia, dan biologi perairan atau yang disebut juga dengan parameter kualitas air. Keadaan kualitas air tambak akan berperan terhadap kondisi dan performa udang yang dibudidayakan. Kualitas air yang fluktuatif akan membuat udang mudah mengalami stress akibat kondisi yang abnormal.

Udang yang stress sangat mudah terserang penyakit dan mati, sehingga tingkat mortalitas budidaya akan semakin meningkat. Nilai parameter kualitas air tambak mayoritas masih sesuai dengan ambang batas untuk budidaya udang putih yaitu, pH 7.5-8.5, oksigen terlarut >4 mg/L, salinitas 5-35 ppt, kecerahan 30-40 cm, suhu 26-320C, alkalinitas 90-250 mg/L, fosfat 0.005-0.2 mg/L, nitrit <2%, dan TOM <80 mg/L. Pada suatu hasil penelitian menunjukan bahwa parameter kualitas air di tambak terdeteksi bahwa parameter pH, fosfat, nitrit, dan Total Organic Matter memiliki tingkat keeratan hubungan dengan parameter lain paling tinggi dibandingkan parameter lainnya. Nilai konsentrasi pH terkait dengan parameter salinitas, kecerahan, suhu, nitrit, dan bahan organik. Nilai pH memiliki hubungan kontras dengan kecerahan, artinya apabila air tambak semakin pekan, maka nilai pH akan semakin basa. Parameter Fosfat memiliki keterkaitan terhadap parameter oksigen terlarut, kecerahan, alkalinitas, nitrit, dan bahan organik. Parameter nitrit dideskripsikan memiliki keterkaitan korelasi terhadap pH, salinitas, kecerahan, fosfat, TAN, dan bahan organik. tingkat kecerahan air tambak semakin pekat, maka konsentrasi nitrit akan semakin meningkat. Kelarutan konsentrasi nitrit yang tinggi di tambak, disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah input pakan dan pemupukan yang berakibat pada penumpukan bahan organik serta kepekatan air. Sedangkan parameter TOM memiliki korelasi dengan parameter pH, salinitas, kecerahan, fosfat, dan nitrit. TOM memiliki korelasi negatif terhadap nilai kecerahan, artinya semakin pekat air tambak maka akan semakin tinggi konsentrasi bahan organik di perairan tambak. Sumber TOM di tambak berasal dari akumulasi partikel organisme hidup, detritus, feces, lumpur dan limbah pakan yang membentuk kekeruhan pada perairan.

Referensi : Ariadi, H., Wafi, A., Musa, M. dan Supriatna, S. 2021. Keterkaitan Hubungan Parameter Kualitas Air Pada Budidaya Intensif Udang Putih (Litopenaeus vannamei). Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 12(1), 18-28.

Penulis : Andika Dinar Saputra

Scroll to Top